“Kita punya wisata yang tidak ada di tempat lain, kita bisa melihat empat danau dan empat gunung dari satu tempat. Selain itu, juga bisa agrowisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan di desa,” katanya lagi.
Pengembangan desa wisata, katanya, juga akan membawa dampak positif bagi perkembangan UMKM di daerah. Gubernur mengatakan, setidaknya terdapat 600 ribu UMKM yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sumbar.
“Kita punya kuliner yang khas di tiap daerahnya, begitu juga dengan kesenian. Seperti di Pasaman itu ada dua kesenian yang berasal dari Minang dan Sumatra Utara yang bisa dinikmati. Begitu juga di Padang ini, tidak hanya kesenian dan budaya Minangkabau, ada juga budaya dari Cina, Arab dan India,” katanya lagi.
Selain itu, rumah-rumah warga di desa atau nagari yang ditinggalkan pemiliknya merantau juga bisa disewakan untuk wisatawan. Jadi, kata Gubernur, banyak sektor yang akan terdampak dari pengembangan desa wisata.
“Wisatawan bisa tinggal di rumah warga yang nantinya akan jadi homestay itu. Jadi ini, bisa lebih membuat nyaman dan berlama-lama tinggal di Sumbar, wisatawan bisa datang dengan keluarga dan merasakan langsung bagaimana hidup di nagari atau desa di Sumbar,” katanya.
Pemprov dan Pemda di Sumbar, katanya, tengah mendorong Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis untuk menumbuhkan kesadaran wisata bagi pemuda masyarakat desa. Saat kesadaran wisata itu sudah terbangun, maka support berupa investasi dari BUMN, BUMD dan swasta bisa dengan mudah diperoleh, begitu juga dukungan dari anggaran pemda.