HARIANHALUAN.ID — Ketua Tim Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Sri Setiawati menyatakan bahwa Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo memiliki potensi yang luar biasa untuk dijadikan sebagai cagar budaya dan warisan dunia dari UNESCO.
Selain usianya sudah lebih dari satu abad, kedua bangunan tua di kawasan PT Semen Padang ini punya nilai sejarah yang luar biasa, termasuk teknologinya juga terbilang maju pada masanya. Bahkan, semen yang diproduksi Pabrik Indarung I tidak hanya digunakan di Indonesia, tapi juga oleh negara-negara lain.
“Makanya target kami itu jadi warisan dunia, tidak hanya jadi bangunan cagar budaya,” kata Sri saat memimpin kunjungan TACB Sumbar dan TACB Kota Padang ke Pabrik Indarung I, dalam rangka verifikasi dokumen Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo yang sebelumnya diserahkan Tim Pendaftaran Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai cagar budaya kota, Sabtu (25/9/2022).
Verifikasi dokumen itu berlangsung selama tiga hari, yaitu 24-26 September 2022. Selain ke Pabrik Indarung I, Tim TACB juga mengunjungi PLTA Rasak Bungo untuk memverifikasi semua bangunan dan peralatannya, termasuk fasilitas penunjang di PLTA tersebut, mulai dari hulu hingga ke hilir.
Menurut Sri, dari verifikasi yang dilakukan, kedua peninggalan sejarah sejak era Pemerintahan Hindia Belanda, PLTA Rasak Bungo dan Pabrik Indarung 1 masih otentik dan tentunya memiliki nilai di atas 50. Dan tentunya, sudah selayaknya Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo dijadikan sebagai cagar budaya.
“Meski niat (Cagar Budaya) sudah lama, tapi ini harus disegerakan ke level nasional yang dilakukan secara paralel, hingga ke warisan dunia. Jika tidak, maka dikhawatirkan generasi yang akan datang tidak mengetahui bagaimana sejarah dari Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo,” ujarnya.