HARIANHALUAN.ID – Jumlah penganggur di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mengalami peningkatan 1,31 persen atau 2.540 orang dari 10.837 orang angkatan kerja pada 2022.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Pasaman Barat, Armen. Bahwasanya hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Pasaman Barat, angka pengangguran memang naik dari 5,02 persen menjadi 6,33 persen. Diperkirakan naik sekitar 1,31 persen.
Penyebab kenaikan angka pengangguran disebabkan lapangan kerja sedikit dengan tingkat populasi penduduk meningkat, tingkat pendidikan dan lapangan kerja tidak sesuai, serta masih kurangnya keterampilan para pencari kerja.
Menyikapi hal itu, Pemkab Pasaman Barat mengintensifkan Balai Latihan Kerja (BLK) Pasaman Barat untuk melakukan pelatihan bagi pencari kerja di daerah itu. “Pelatihan itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dengan memperhatikan kebutuhan lapangan pekerjaan saat ini,” katanya.
Sebelum dilatih, kata Armen, diadakan pendataan lowongan pekerjaan terlebih dahulu. Kemudian diadakan kerja sama, agar nanti pencari kerja dapat diterima di lapangan pekerjaan itu. “Bidang pekerjaan yang kita kerjasamakan selama ini, di antaranya di bidang UMKM, tata boga, perbengkelan, kelistrikan dan TIK,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mengunjungi tempat pekerjaan yang ada di Pasaman Barat mencari peluang lowongan pekerjaan. Menurutnya, dengan adanya BLK itu, maka akan ada pelatihan yang bisa meningkatkan SDM dan menciptakan tenaga kerja terampil mandiri dalam menghadapi dunia kerja.
Ia menyebutkan, UPTD BLK itu terdiri dari dua unit pelatihan yakni pelatihan otomotif dan pelatihan listrik. Satu unit BLK, satu unit ruang teori dan satu unit tower air.
Ia menjelaskan, tujuan didirikannya BLK juga akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik di perusahaan sebagai penyedia, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) maupun usaha mandiri, memperluas lapangan usaha dan kesempatan kerja, menciptakan pelatihan produksi serta uji keterampilan, mendorong dan mengembangkan jiwa kewirausahaan, serta meningkatkan motivasi dan jiwa mandiri. (*)