PASBAR, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat bersama BKKBN Provinsi Sumbar melaksanakan Audit Kasus Stunting (AKS) sebagai salah satu langkah preventif dalam mencegah kasus baru gagal tumbuh pada anak tersebut.
Wakil Bupati Risnawanto selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) meminta seluruh jajaran agar bekerja maksimal dalam menekan kasus stunting sehingga tidak ditemukan lagi kasus baru.
Ia menambahkan, berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa 5.170 bayi dan balita (15,35 persen) stunting di Kabupaten Pasaman Barat. Dan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting tahun 2022 di Kabupaten Pasaman Barat.
“Kita harus bekerja optimal agar target penurunan angka stunting yang sudah ada saat ini tercapai. Apalagi pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting tahun 2024 pada angka 14 persen,” katanya, Selasa (25/7).
Dengan adanya target tersebut, lanjut Risnawanto semua tim yang terlibat harus semangat dan optimis bahwa target akan tercapai di tahun mendatang yakni angka stunting di 14 persen.
“Tentunya target ini jangan kita anggap tidak mungkin tercapai jika kita bisa bersama-bersama untuk mewujudkan dalam dua tahun ke depan,”kata Risnawanto.
Ia mengingatkan pentingnya upaya preventif dalam mencegah kasus stunting , mulai dari pemantauan kepada ibu hamil hingga melahirkan dan dilanjutkan sampai bayi berusia dua tahun. “Agar masa emas seribu hari pertama kehidupan berjalan optimal baik dari sisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan,” ujarnya.
Selain itu, Risnawanto menambahkan, keluarga juga yang memiliki peran yang sangat besar dalam menekan kasus stunting . “Sehingga optimalisasi pengasuhan dan pencurahan kasih sayang terpusat kepada anak yang dilahirkan,”katanya.
Ia juga meminta anak usia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif, lalu imunisasi dasar lengkap, vitamin dan suplemen lainnya bagi anak bawah lima tahun.
“Ada beberapa upaya upaya yang kita lakukan agar kasus stunting ini tidak terus bertambah di Kabupaten Pasaman Barat, sehingga audit yang kita lakukan ini berjalan sesuai harapan,”katanya.
Sementara itu, Kepala Tim KB KR BKKBN Provinsi Sumbar Rismiati berharap kegiatan audit kasus stunting berjalan sesuai harapan.
“Yang lebih penting koordinasi, kerjasama harus terus kita lakukan. Agar upaya kita menurunkan prevalensi stunting maksimal,”katanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Anna Rahmadia bahwa audit stunting dilakukan untuk menggali kasus stunting . “Audit yang kita lakukan di sini bukan akuntabilitas. Namun audit untuk mencegah status baru,”katanya.(*)