HARIANHALUAN.ID – Sebagai negara agraris, tentunya sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Dan, ini diimplimentasikan dalam kebijakan nasional melalui Kementerian Pertanian (Kementan) yang harus diselaraskan dengan daerah.
Demikian terungkap dalam bincang Pemred Haluan, Revdi Iwan Syahputra dengan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi di Safety House Pajetan Barat, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023).
Menurut Wamentan, desain skema pembangunan pertanian komoditi tanaman pangan dibuat dengan inovasi dan terobosan, guna mewujudkan reformasi pertanian, intensifikasi produksi dan peningkatan akses pasar.
Ini guna menghadapi menghadapi tantangan global 2023 yang berdampak langsung terhadap sektor pertanian, komoditas pangan harus mampu meningkat. “Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, penguatan pascapanen harus diperkuat, hilirisasi budidaya produksi pertanian diperkuat dengan produk turunan. Nantinya tidak ada provinsi yang tidak ada produk hilirisasi, karena nilai jual komoditi pertanian yang sudah diolah bisa naik mencapai 40 persen,” ujar Wamentan yang asli urang awak, asal Tanah Datar ini.
Ditegaskannya, untuk mewujudkan hasil pembangunan pertanian yang optimal di 2023, harus melakukan perencanaan pembangunan pertanian untuk tanaman pangan pada tiap komoditas dengan detail dan matang, tidak ada spekulasi di dalamnya. Data dan perencanaan yang sudah disusun, diaktualisasikan di lapangan satu per satu di setiap provinsi dengan pengawasan, sehingga hasil bisa terukur.
Tantangan pangan di 2023 diakuinya semakin sulit. Untuk itu, Ia pun mengajak semua aktif mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi, serta lakukan kolaborasi antara pusat, daerah, perbankan dan para stakeholder yang lain, dalam rangka menyikapi ancaman krisis pangan dan mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap perubahan iklim.