PADANG, HARIANHALUAN.ID – Provinsi Sumatra Barat terus memantapkan diri sebagai daerah utama tujuan pariwisata halal terkemuka di Indonesia maupun Dunia. Harapan itu kian realistis dengan raihan berbagai penghargaan pengembangan pariwisata halal tingkat Nasional maupun Internasional.
Pada tahun 2016 lalu, Sumbar berhasil menyabet tiga penghargaan sekaligus. Yakninya World Best Halal Tourism Destination, The World Best Halal Culinary Destination serta World Best Halal Tour Operator pada ajang World Halal Tourism Summit di Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA).
Sumbar juga telah berhasil meraih gelar The Best Halal Destination in ASEAN pada ajang ASEAN Halal Tourism Awards pada tahun 2018. Dua penghargaan tingkat Internasional ini, kian mempertegas posisi Sumatra Barat sebagai daerah terdepan dalam pengembangan pariwisata halal di tingkat Dunia maupun Regional kawasan.
Sementara di tingkat Nasional, Sumbar telah berhasil menembus Top 3 destinasi wisata halal versi Global Indonesian Muslim Travel Indeks (IMTI) di ajang Islamic Halal Tourism Summit (IHTS) pada tahun 2019 dan 2023, serta peringkat dua penerapan zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS) yang diraih Sumbar pada ajang Adinata Syariah tahun 2024.
Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyatakan keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha pariwisata yang terus berupaya meningkatkan layanan pariwisata berbasis nilai-nilai halal.
“Berbagai prestasi ini membuat kita semakin yakin bahwa Sumbar mampu menjadi daerah terdepan atau bahkan menjadi pusat pengembangan pariwisata halal di dunia maupun Indonesia,” ujarnya.
Menurut Gubernur Mahyeldi, pariwisata halal jelas sangat potensial untuk di kembangkan di Sumatra Barat. Potensi itu didukung oleh kultur masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
“Untuk memaksimalkan potensi itu, Pemprov Sumbar sejak beberapa tahun terakhir telah melakukan banyak hal. Semuanya bermuara kepada upaya kita untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat lewat sektor pariwisata,” ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat, Luhur Budianda mengungkapkan, Progress pengembangan pariwisata halal di Sumatra Barat terus menunjukkan peningkatan signifikan. Berbagai inovasi dan peningkatan kualitas terus dilakukan untuk mewujudkan Sumbar sebagai pusat destinasi wisata halal.
“Keseriusan mengoptimalkan potensi pariwisata halal juga sejalan dengan kenyataan bahwa Sumbar masih menjadi daerah tujuan utama bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara,” ungkapnya.
Ia menuturkan, hingga akhir bulan September 2024 lalu, Sumbar tercatat telah dikunjungi 10,305,744 orang wisatawan nusantara. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 9, 31 persen dari periode sebelumnya. Angka ini telah mencapai 76, 33 persen dari target kunjungan wisata sebanyak 13,5 juta wisatawan pada tahun 2024.
Sementara kumulatif jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumbar hingga bulan September lalu, sudah mencapai angka 47,418 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 40,46 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
“Berdasarkan data Top 5 kunjungan wisatawan mancanegara, wisatawan asal Malaysia menyumbang 73,30 persen, Australia 3,17 persen, Prancis 1,64 persen, Singapura 1,63 persen dan Amerika Serikat 1,10 persen,” ucapnya
Tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Sumbar, tidak terlepas dari kenyataan bahwa Sumbar memiliki banyak sekali destinasi wisata sejarah dan religi yang punya nilai tersendiri bagi wisatawan asal negeri jiran tersebut.
“Seperti rumah kelahiran Buya Hamka di Nagari Sungai Batang Maninjau. Wisatawan asal Malaysia bahkan merasa belum berkunjung ke Indonesia jika belum sampai ke Maninjau ,” ungkapnya.
Menyambut begitu tingginya potensi daya tarik wisata religi di mata wisatawan mancanegara, Luhur Budianda mengatakan bahwa Pemprov Sumbar telah menetapkan Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi sebagai pusat wisata budaya dan religi sesuai dengan SK Gubernur nomor 556-201-2022.
Langkah itu, diikuti dengan penetapan enam Destinasi Tujuan Wisata (DTW) Halal unggulan secara bertahap sejak tahun 2021 seperti Kawasan Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar, Kawasan Islamic Center di Kota Padang Panjang,
Kemudian Kawasan Danau Kembar di Kabupaten Solok,Masjid Terapung Carocok Pesisir Selatan, Pantai Padang Kota Padang, serta kawasan Jam Gadang dan Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi pada tahun 2022.
“Penetapan DTW Halal diikuti dengan penyusunan standar Muslim Friendly dan fasilitasi sertifikasi halal bagi ratusan pelaku usaha hotel, Homestay, restoran dan rumah makan secara bertahap sejak sebelum pandemi Covid-19 sampai dengan tahun 2024 ini,”ucapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Sumbar Doni Hendra menambahkan, pada tahun 2024 ini Dispar Sumbar bekerjasama dengan Politeknik Pariwisata NHI Bandung juga telah melakukan evaluasi penerapan Muslim Friendly Travel Indicator (MuFTI) di seluruh Kabupaten Kota.
“Evaluasi yang dilakukan meliputi aspek kebijakan, regulasi, produk, pemasaran hingga anggaran. Langkah ini pada akhirnya melahirkan rekomendasi dalam bentuk rencana aksi strategi pengembangan pariwisata halal untuk seluruh Kabupaten Kota.” ucapnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, ucap Doni, didapatkan hasil bahwa beberapa Kabupaten Kota seperti Kabupaten Solok, Kota Bukittinggi dan Kota Padang telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam hal implementasi pengembangan pariwisata halal.
“Namun begitu, tentu masih ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan oleh Kabupaten Kota lainnya. Inilah yang menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk diperbaiki dan ditingkatkan ke depannya demi kemajuan pariwisata halal Sumatra Barat kedepannya,” pungkasnya. (*)