Sayangnya, menurut Sobhan, tingginya angka kunjungan dari wisatawan yang ingin menikmati arsitektur dan suasana di Masjid Raya Sumbar itu, belum berdampak signifikan terhadap penambahan jumlah jemaah pelaksanaan salat wajib di masjid itu.
“Sebagian besar pengunjung yang datang, kebanyakan hanya sekadar berkunjung untuk menikmati suasana dan mengagumi arsitektur masjid saja, belum lagi menambah jemaah. Mungkin saja, karena mereka penasaran dengan masjid ini yang katanya salah satu masjid termegah di Indonesia,” ucapnya.

Banyaknya pengunjung yang datang setiap hari itu. Dikatakan juga oleh Sobhan sebagai peluang untuk meningkatkan penerimaan infak, wakaf dan zakat di masjid tersebut pada masa yang akan datang.
“Kita sedang membahas agar pada masa depan, tidak ada lagi celengan infak atau wakaf yang dijalankan dari saf ke saf, namun kita upayakan menggerakkan masyarakat untuk berinfak di kotak yang kita letakkan di pintu masuk dan keluar saja, sehingga jemaah yang tengah beribadah, kekhusyukan mereka tidak terganggu,” ujarnya. (*)