Lalu diubah wisata halal, karena masih banyak orang yang khawatir kalau label itu digunakan, malah tidak akan menunjang kepariwisataan. Saya juga berpikir kenapa pariwisata kita jadi tumpul kalau dikaitkan dengan Islam. Nah itu.
Soal kebersihan di Sumbar, masih jadi tantangan, termasuk kebersihan masjid dan musala. Bagaimana MUI melihat tantangan ini? Apa solusinya?
Kalau masalah kebersihan seharusnya tidak fokus ke masjid saja. Masjid dan kondisi di masyarakat itu cerminan keseluruhan. Namun dalam hal ini, kita harus betul-betul meningkatkan budaya bersih itu.
Kalau dalam agama sudah jelas-jelas kebersihan itu sebagian dari iman. Saya rasa ini perlu ditanamkan dan perlu kerja sama juga. Memang pengurus masjid kita amanahkan salah satunya menjaga keindahan dan kebersihan. Tetapi kalau masyarakat tidak sama-sama menjaga, apakah akan mampu pengurus sendiri.
Tenaga kebersihan masjid juga terbatas. Jadi kita harus meningkatkan budaya kebersihan terutama di masjid. Setidaknya sudah ada masjid-masjid tertentu yang menerapkan. Perlu diekspos agar menjadi contoh teladan.
Kemudian perlu dipahami bahwa budaya bersih itu harus ditanamkan dengan pemahaman, edukasi apa manfaat dan dampaknya kalau tidak bersih. Penjelasan seperti itu masih belum maksimal. Jangankan masjid, kota saja banyak yang kotor padahal ada petugas kebersihannya. Kebersihan itu seluruh kita harus meningkatkan budaya bersih.