“Solusinya tentu kita harus mencari pasar lain selain India karena Sumbar akan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perdagangan gambir dunia, serta tidak lagi didikte oleh buyer India ,” katanya.
Tantangan lainnya dalam pengembangan dan pemasaran gambir di Sumbar adalah produktivitas gambir yang masih relatif rendah sekitar 0,6 – 0,8 ton per hektare per tahun.
“Kualitas gambir juga masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal pemeliharaan tanaman dan pengolahan pascapanen yang menyebabkan pendapatan petani tidak optimal,” katanya.
Selain itu budidaya dan pengolahan juga belum optimal. Pengolahan gambir masih dilakukan secara tradisional, tanpa dukungan teknologi yang memadai.
“Kemudian kurangnya penggunaan pupuk dan perawatan yang intensif pada tanaman gambir sehingga hasil dan mutu belum sesuai dengan apa yang diharapkan,” ujar dia.
Masalah lain adalah kurangnya dukungan teknologi. Petani belum sepenuhnya menggunakan teknologi modern dalam budidaya dan pengolahan gambir.
“Kurangnya akses ke teknologi yang tepat tentu saja dapat menghambat peningkatan produktifitas dan kualitas gambir yang dihasilkan,” ungkapnya lagi.