Pemasaran juga masih lemah. Saat ini Petani sering kali hanya menjual daun gambir kepada pedagang pengumpul dengan harga yang sangat rendah antara Rp4.500 hingga Rp5.000 per kg.
“Hanya sebahagian kecil petani yang menjual berupa gambir kepada pedagang pengumpul yang memberikan harga yang rendah (tergantung pada kadar air),” ungkap dia.
Selain itu kurangnya Informasi Pasar dan Kelembagaan yang memadai membuat petani kesulitan untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik dan menguntungkan.
Terkait bantuan atau pendampingan yang diberikan kepada petani gambir dikatakannya dinas terkait sudah memberikan berbagai bentuk dukungan.
“Mulai dari bantuan alat seperti untuk kempa, bantuan pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) sampai bimtek bagaimana cara pengolahan gambir yang baik,” katanya.
“Khusus tahun 2025 ini rencananya kita juga akan memberikan bantuan benih gambir bersertifikat untuk dua kelompok tani di Lima Puluh Kota sebanyak 11.400 batang dan 6 ribu di Pessel,” katanya.