JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian akibat cuaca ekstrem di beberapa daerah di Indonesia pada Selasa (29/4). Angin kencang serta hujan dengan intensitas tinggi masih menjadi penyebab dominan kejadian bencana pada pekan ini.
Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, banjir melanda dua desa di Kecamatan Jakenan. Wilayah terdampak adalah Desa Tondomulyo dan Desa Kalimulyo. Kejadian ini menyebabkan 151 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
Hingga Selasa (29/4) dilaporkan air masih menggenang di area rumah warga dan sepanjang jalan dengan ketinggian antara 10-30 sentimeter.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga. Penyebabnya, hujan deras dengan durasi yang cukup lama hingga menyebabkan aliran Kali Rawa Kalong meluap ke pemukiman warga. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (27/4) pukul 18.30 WIB. Sebanyak 70 unit rumah terendam banjir. Hal ini menyebabkan 225 jiwa terdampak.
Guna percepatan penanganan genangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengerahkan mobil pompa untuk penyedotan air. Pada Senin (28/4) kondisi air berangsur surut dan akses jalan antar desa sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Selain banjir, beberapa wilayah di Kabupaten Bogor juga dilanda terjangan angin kencang pada Minggu (27/4). Lokasi terdampak berada di Desa Sukaharja, Kecamatan Ciomas, dan Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea.
Total terdapat dua unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang, dan dua unit rumah rusak ringan. Tujuh kepala keluarga atau sejumlah 27 warga terdampak karena rumahnya rusak. Delapan orang terpaksa mengungsi sementara ke rumah tetangga karena kerusakan rumahnya belum diperbaiki.
BPBD setempat tengah melakukan asesmen di lapangan guna kaji cepat kebutuhan penanganan darurat serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Beralih ke Provinsi Sumatera Selatan, pada Sabtu (26/4) angin puting beliung melanda Desa Banuayu, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Kejadian ini disebabkan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus di wilayah udara OKU.
Angin kencang mengakibatkan 167 rumah terdampak. Jumlah warga terdampak memcapai 668 jiwa.
BPBD OKU menurunkan personil dan peralatan ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan dampak bencana serta menyiapkan bantuan logistik untuk masyarakat terdampak. Masyarakat melakukan gotong royong untuk memperbaiki rumah-rumah yang terdampak.
Memasuki masa peralihan musim, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada akan terjadinya potensi bencana.
Cuaca ekstrem ditandai dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat berdurasi singkat, petir, angin kencang, serta kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan hujan es di beberapa wilayah.
Selalu perhatikan prakiraan cuaca harian dan siapkan tas siaga bencana di rumah masing-masing. Pengecekan kondisi bangunan rumah secara berkala dan pemangkasan pada pohon-pohon yang menjulang terlalu tinggi dapat dilakukan guna mengurangi potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem. (*)