Dia berpesan, penting bagi guru BK untuk memiliki pengetahuan yang mumpuni soal profesi. Guru BK perlu mengetahui jurusan apa dan kampus apa yang akan sesuai dengan kebutuhan anak untuk mencapai karier profesi yang mereka idamkan.
Menutup uraian Tari dan Cicilia, Theresia Tri Darini, tim Penelitian dan Pengembangan YSS, mengatakan, perlu kolaborasi dari seluruh pihak untuk mengantarkan murid siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebagai pihak dari yayasan, dia mengatakan sering mengajak guru BK di setiap sekolah untuk berdiskusi mengenai kebutuhannya.
“Banyak asesmen yang kami rancang untuk urusan karier. Guru BK lulusan non psikologi biasanya belum bisa membuat instrumen asesmen nya, maka kami adakan sesi belajar bersama,” cerita There.
Dia juga mengungkapkan perlunya sekolah melibatkan orangtua sejak awal tahun ajaran. Sesuai dengan arahan ketua yayasan, sekolah di bawah naungan YSS wajib memberikan kegiatan parenting agar orang tua up to date dengan perkembangan dan kebutuhan anaknya. “Bukan hanya bicara soal akademik tapi bagaimana kariernya nanti. Satu tujuan dulu dengan orangtua,” tukasnya.
“Kata kuncinya bagaimana kita bisa membantu murid melakukan self-assessment. Nah itu didukung dengan pengetahuan. Pengetahuan tentang kampus yang up to date. Di
sini PR nya nggak hanya di guru BK tapi juga orangtua,” tutupnya. (*)