Rahmat mengatakan, jika hilal tampak pada 2 April, bukan berarti puasa dilakukan pada hari yang sama. Dia mengatakan, proses hisab-rukyat oleh BMKG pada 2 April dilakukan untuk melakukan cek dan ricek atau kalibrasi terhadap data astronomi dan dicocokkan dengan melihat bulan langsung.
“Tanggal 2 April kita tetap melakukan pemantauan hilal untuk mengoreksi data kita sendiri. Tanggal 2 Maghrib dilakukan, artinya keduanya nampak betul hilal pada Maghrib sudah tinggi, sudah 11 derajat lebih, ada yang 12 derajat di beberapa lokasi,” kata Rahmat dikutip dari keterangan yang dikutip dari Sindonews.com, Jumat (08/04/22).
Orangnya (penyebar pesan berantai) gak paham, dianggapnya hilal nampak tanggal 2 sehingga tanggal 2-nya puasa, bukan begitu,” katanya.
“Kalau hilalnya nampak tanggal 1 maka tanggal 2-nya puasa. Karena hilal tidak nampak tanggal 1, maka tanggal 2 tidak puasa”, jelas Rahmat lagi
Ia mengatakan penampakan hilal pada 2 April memperkuat keputusan Menteri Agama bahwa 1 Ramadhan 1423 Hijriyah jatuh pada tanggal 3 April 2022.
Sementara, penentuan awal bulan Ramadan 1443 H, secara hukum agama Islam pengamatan hilal dilaksanakan pada tanggal 29 Syakban 1443H yang bertepatan dengan tanggal 1 April 2022 setelah matahari terbenam.